Powered By Blogger

Selasa, 22 Juli 2014

untuk mu ibu

Doaku selalu ada buat mu ibu

oh ibu, tau kah engkau, seluruh ragaku ini rela
ku persembahkan untukmu, apapun yang bisa
membuatmu tersenyum, pasti ku lakukan.
namun kini aku hanya bisa berdo’a dan terus
berdo’a untuk kesembuhanmu. 
hanya itu yang
bisa kulakukan.
Selepas senja, disaat matahari mulai lelah, para
anak ayam naik ke pohon mengejar induknya,
langin mulai gelap. dan suara adzan menggema
dimana-mana. aku mensucikan diri, beribadah
dan berdo’a untuk kesembuhanmu ibu,

taukah
kau, ibu. do’a apa yang setiap malam ku
panjatkan padanya (Allah). aku berdo’a seperti
ini padanya;

“ya Allah, jika ada wanita yang paling ku cinta,
dialah ibuku. jika ada yang bisa membuatku
bahagia, ialah senyum ibuku. dan jika ada yang
menyakitkan bagiku, pastilah jeritan nyeri dari
mulut ibuku. aku mencintainya ya Allah, sangat
mencintainya. !,,,,
kini, orang yang sangat ku cinta
sedang merasakan sakit yang begitu menyiksa.
tau kah engkau, Ibuku sudah lelah dengan rasa
nyeri yang harus ia rasakan setiap hari. aku
kasihan, aku tak tega melihat dan mendengat tangisannya,
mendengarnya kesakitan. setiap malam ia tak
bisa tidur, setiap pagi ia meringis kesakitan,
setiap sore ia menggigil menahan luka dalam
ditubuhnya. 
ya Allah, jika mukjizat itu ada,
berikan lah mukjizatmu pada ibuku, beri dia
kesembuhan, dan berikan dia kesempatan
untuk menikmati kehidupan ini. aku tau, hidup
ini indah. 
tapi apalah arti keindahan yang kau
berikan, jika rasa sakit selalu menemani hari-
harinya.
ya Allah, aku hanya hambamu yang
tak pernah luput dari dosa dan salah. tapi dia,
ibuku. dialah hambamu yang taat, dialah
umatmu yang baik, kasihanilah dia, angkatlah
penyakitnya, berikanlah kebahagiaan padanya,
taburkanlah seribu senyuman dipipinya, dan
lengkapilah kebahagiaanku, dengan
kebahagiaannya. aku sangat mencintai ibuku ya
Allah. Sembuhkanlah dia, aku mohon dengan
sangat.”

Ibu.. itu lah do’a yang selalu kupanjatkan
setiap malam. semoga Allah senantiasa
mendengar do’aku itu, semoga ibu cepat
sembuh, dan segoma kita bisa kembali bersama
dalam bahagia dan sehat sentosa.
Ibu.. aku anakmu, yang menyayangimu sampai
nanti, sampai aku mati.

*peluk hangat untukmu, ibu

http://pujanggajbr.blogspot.com/

jngan pernahberjanji



Aku tidak akan pernah menjajikan untuk sebuah perasaan, tapi aku bisa menjanjikan untuk sebuah kesetiaan

Cinta yang sebenarnya tidak buta, cinta yaitu adalah hal yang murni, luhur serta diharapkan. Yang buta itu jika cinta itu menguasai dirimu tanpa adanya suatu pertimbangan.

Jika kau belum bisa memutuskan untuk tetap bertahan dengan perasaan itu, maka bersabarlah, karena cinta yang akan membuatmu kuat.

Cinta sejati itu selalu memberi dan tak pernah mengharap untuk kembali, dan jika ada yang berharap untuk dibalas berarti itu bukan cinta sejati.

Seringkali cinta membuat kamu terluka dan sakit, namun ucapkan terimakasih pada cinta, karena dengan cinta yang akan membuat kamu berfikir dewasa dan menciptakan bahagia

Cinta yang tulus akan tumbuh dengan indah, sama seperti cerita cinta yang kita alami saat ini, semoga bahagia itu selalu hadir untuk kita.

http://pujanggajbr.blogspot.com/

jeritan buat sang ibu

Ibuuuu...
Kasihmu tak mungkin akan ku lupakan
Cuma kadang-kadang aku hanyut dalam arus
duniawi
tatkala nasihatmu menjadi titisan hangat di
telingaku
tatkala aku lupa akan nasihatmu
dosakah aku sebagai anakmu, ibu?

Aku merintih, menangis, mengenang akan diri
ini
layakkah aku menjadi anakmu?

kau sentiasa mendoakan kesejahteraanku
kasihmu tidak berkurang walaupun aku jauh
dimata

doamu tak pernah putus walau aku dalam
tidurku
solatmu sentiasa berakhir dengan doa untukku
suaramu tak pernah hilang di telingaku
kasih sayangmu tak rapuh ditelan zaman
Namun, anakmu ini sering lupa akan
itu...leka...lalai..
ibu..layakkah aku menjadi anakmu???

(( By pujangga jbr ))

Selasa, 25 Juni 2013

Mencintai Sejantan syaidina Ali. ra



Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah.
Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya.
Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya.
Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta.
Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya. Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ’Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya! Maka gadis cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka’bah.
Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali. Mengagumkan!
‘Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi.
Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah.
Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu.
”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali.
Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakr. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakr lebih utama,


mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ’Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi.
Lihatlah bagaimana Abu Bakar menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ’Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya..
Lihatlah juga bagaimana Abu Bakar berda’wah.
Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakar; ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab..
Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali.
Lihatlah berapa banyak budak muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakr; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud..
Dan siapa budak yang dibebaskan ’Ali?
Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insyaallah lebih bisa membahagiakan Fathimah.
’Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin.


”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ’Ali.
”Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.”
Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan.
Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.
Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu.
Lamaran Abu Bakar ditolak.
Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri.


Ah, ujian itu rupanya belum berakhir.
Setelah Abu Bakr mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa,
seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum muslimin berani tegak mengangkat muka,
seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh-musuh Allah bertekuk lutut. Diaalah ’Umar ibn Al Khaththab. Ya, Umar Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah.
’Umar memang masuk Islam belakangan,
sekitar 3 tahun setelah ’Ali dan Abu Bakr.
Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya?
Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman agama dari sang nabi?
Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ’Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin?
Dan lebih dari itu, ’Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata,
”Aku datang bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku keluar bersama Abu Bakar dan ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakar dan ’Umar..”
Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah.
Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ’Umar melakukannya.
’Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam.
Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi.
’Umar telah berangkat sebelumnya.
Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah.


”Wahai Quraisy”, katanya.
”Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ’Umar di balik bukit ini!”
’Umar adalah lelaki pemberani.
’Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah.
Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak.
’Umar jauh lebih layak. Dan ’Ali ridha.
Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan.
Itulah keberanian.
Atau mempersilakan.
Yang ini pengorbanan.
Maka ’Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran ’Umar juga ditolak.
Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi?
Yang seperti ’Utsman sang miliarder kah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah?
Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’ kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah?
Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri.
Di antara Muhajirin hanya ’Abdurrahman ibn ’Auf yang setara dengan mereka.
Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka?
Sa’d ibn Mu’adz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu?


Atau Sa’d ibn ’Ubadah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?
”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan.
”Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi..”
”Aku?”, tanyanya tak yakin.
”Ya. Engkau wahai saudaraku!”
”Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?”
”Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”
’Ali pun menghadap Sang Nabi.
Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah.
Ya, menikahi.
Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Hanya bermodalkan Hati ( Iman ) dan pedang.
Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap?
Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap?
Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang.
”Engkau pemuda sejati wahai ’Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan.
Pemuda yang siap bertanggungjawab atas rasa cintanya.
Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan-pilihannya.
Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya.
Lamarannya berjawab, ”Ahlan wa sahlan!”


Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi.
Dan ia pun bingung. Apa maksudnya?
Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan.
Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak. Itu resiko.
Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab.
Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan.
”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”
”Entahlah..”
”Apa maksudmu?”
”Menurut kalian apakah ’Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!”
”Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka,
”Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua!
Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya!”
Dan ’Ali pun menikahi Fathimah.
Dengan menggadaikan baju besinya.
Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya.
Itu hutang.
Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ’Umar, dan Fathimah.
Dengan keberanian untuk menikah.


Sekarang, Bukan janji-janji dan nanti-nanti. ’Ali adalah gentleman sejati.
Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!”
Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggungjawab.
Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ’Ali. Ia mempersilakan.
Atau mengambil kesempatan.
Yang pertama adalah pengorbanan.
Yang kedua adalah keberanian.
Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi,
dalam suatu riwayat dikisahkan
bahwa suatu hari (setelah mereka menikah)
Fathimah berkata kepada ‘Ali,
“Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda”
‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau manikah denganku? dan Siapakah pemuda itu”
Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu”
Kisah ini disampaikan disini, bukan untuk membuat kita menjadi mendayu-dayu atau romantis-romantis-an Kisah ini disampaikan agar kita bisa belajar lebih jauh dari ‘Ali dan Fathimah
bahwa ternyata keduanya telah memiliki perasaan yang sama semenjak mereka belum menikah tetapi
dengan rapat keduanya menjaga perasaan itu
Perasaan yang insyaAllah akan indah ketika waktunya tiba.


(Kisah ini diambil dari buku Jalan Cinta Para Pejuang, Salim A.Fillah, chapter aslinya berjudul “Mencintai sejantan ‘Ali”) (M.I)

Hiasilah tidurmu dengan tetesan Air WUDHU


❥ Hiasilah tidurmu dengan tetesan Air WUDHU..

❥ Pejamkan mata mu dengan Alunan DZIKRULLAH..

❥ Selimuti tidurmu dengan Kalimat SYAHADAT..

❥ Alaskan tidurmu dengan Sepotong DO'A..

❥ Selamat beristirahat..
Semoga kita semua selalu dalam Limpahan Rahmat, Hidayah dan 
Penjagaan-NYA.... Aamiin Yaa Rabbal'alamiin...... 

❥ Hiasilah tidurmu dengan tetesan air wudhu, pejamkan matamu dengan alunan dzikrullah... Selimutilah tidurmu dengan kalimat syahadat, alaskanlah tidurmu dengan sepotong doa.

❥ Manusia sejati adalah manusia yang selalu menyadari kelemahan dan kerapuhan dirinya sehingga ia selalu berusaha terus menerus memperbaiki diri, sampai ia datang ke hadapan Penguasa kehidupan ini dengan penuh ketenangan.

❥ Wanita diciptakan bukan dari tulang rusuk atas untuk memerintah, bukan dari rusuk bawah untuk dipijak, tetapi letaknya rusuk itu di bagian dada dan berdekatan dengan tangan, berarti tangan yang membelai dan hati yang mempunyai perasaan dan kasih sayang.

❥ Selemah-lemahnya manusia ialah orang yang tak mau mencari sahabat dan orang yang lebih lemah dari itu ialah orang yang menyia-nyiakan sahabat yang telah ia cari.

❥ Mengaku kekurangan diri adalah tangga kesempurnaan budi, keberanian yang luar biasa itu adalah berusaha terus mengisi kekurangan. Semoga apa (kelebihan dan kekurangan) yang di dapat hari ini bisa kita petik hikmahnya, karena orang yang mukmin, kapan dan di manapun ia menemukannya, maka ia lah yang paling berhak menerimanya.

Kamis, 20 Juni 2013

Dendam.. Cinta.. Rindu.


Cinta bawa sayang
sayang bawa rindu 
rindu bawa kenangan 
kenangan bawa pilu 
pilu bawa hiba
hiba bawa seksa
seksa bawa sakit 
sakit bawa perit 
perit bawa dendam...

Apa itu akhir cinta?
Apa itu haluan rindu?

Apa takdir kasih?

Airmata
Kelopak natijah rindu 

Terpahat mungkin hilang 
Terkesan sukar pupus

Alahai aduhai..
..rindu..
...rindu....
....rindu.....

Kamis, 18 April 2013

NASEHAT TERHADAP WANITA CANTIK


Wahai wanita cantik,
Engkau yang diciptakan dengan
sangat sempurna oleh Rabbmu..
Indah dengan segala kelebihanmu
yang ada... Wahai wanita cantik,
Sering kali aku melihatmu berjalan
dengan baju yang sangat
sederhana,
Bahan yang sederhana, dan
ukuran yang sangat sangat sederhana,
Hingga bagian auratmu yang
harusnya tak tampak menjadi
tampak..
Wahai wanita cantik,
Cukup sering aku melihat engkau jalan di depan para lelaki denga
pakaian sexy-mu,
Dan para lelaki itu menatapmu
dengan sangat lekat dari ujung
kakimu sampai ujung rambutmu,
Mengikuti langkahmu hingga hilang dari pandangan mereka,
pandangan yg menjijikkan... Wahai wanita cantik,
Suaramu sungguh merdu,
Mendayu-dayu layaknya putri
duyung yang sedang bernyanyi,
Bening sebening sumber mata air
yang mengalir... Wahai wanita cantik...
Ketahuilah... engkau begitu
berharga... terlalu berharga...
Engkau bagai intan berlian yang
terpajang pada sebuah kotak kaca
indah berkunci dan terbungkus rapi..
Engkau bukan emas campuran
murahan yang terpajang di etalase
depan toko dan dengan seenaknya
sang pembeli dapat merabamu,
memegang tubuhmu dan memakaimu hanya untuk
mencoba, lalu sang pembeli pergi,
tak jadi membelimu dan
mengembalikanmu di tempat yang
sama!! Bukan, engakau bukan itu
wahai wanita cantik!! Engkau intan berlian yang
terpajang dalam kotak kaca indah
berkunci dan terbungkus rapi..
orang yang menginginkanmu tidak
berhak merabamu, memegangmu
tubuhmu bahkan mencoba memakainya! Tidak, mereka
terlalu kotor untuk itu... mereka
harus terlebih dahulu membelimu
dengan harga yang sangat mahal,
setelah itu mereka akan dapat
memilikimu sepenuhnya..Engkau yang utuh, yang belum pernah di
‘coba’ orang lain sebelumnya... Wahai wanita cantik...
Engkau sungguh indah... Bagai
bunga mawar yang ketika orang
ingin mengambilnya,
terlebih dahulu mereka harus
merasakan duri pertahanan diri yang kau punya, Bagai bunga edelweis yang ketika
menginginkanmu,
terlebih dahulu mereka harus
mendaki gunung ke arah
ketinggian,
menantang keberanian dan cuaca yang tak bersahabat, Engkau bukan bunga bangkai,
yang terlihat begitu indah dari
kejauhan dengan warna yang
menyala yang membuat para
serangga tertarik dengan warna
indahmu, namun ketika didekati, kau busuk.. ahh...baumu saja
sudah membuat orang mual,
apalagi memilikimu, merekapun
enggan.... Wahai wanita cantik...
Jagalah amanah keindahan yang
ada pada dirimu..
Berjalan saja kau terlihat
menawan, belum lagi
pembawaanmu yang sangat anggun,
apalagi jika kau bersuara merayu,
dan menampakkan apa yang tak
seharusnya tampak.. Ahh..jagalah
itu semua saudariku, Tutuplah auratmu...agar tak ada
yang berkeinginan lain
terhadapmu...lelaki jalanan itu tak
pantas menikmati tubuhmu
dengan memandangimu dengan
pandangan menjijikkan itu! mereka terlalu kotor untukmu!
Jagalah kehormatanmu
saudariku... lelaki manapun yang
belum halal bagimu tak pantas
menyentuh tubuh dan
kehormatanmu, pun atas nama cinta... sungguh, cinta dan nafsu itu
berbeda.. Apakah kau khawatir tidak ada
yang menyayangimu dan
menjagamu atas nama cinta?
Apakah kau takut tidak akan ada
yang menggombal dan merayumu
atas nama cinta? Wahai saudariku, bukan lelaki
yang menginginkan tubuhmu yang
sesungguhnya mencintaimu..
Lihatlah.. aku disini... aku sangat
sedih melihat keadaanmu
sekarang... aku sedih melihat para lelaki itu
menzalimimu.. diri ini serasa
tercabi-cabik... Lihatlah di sekitarmu... tak hanya
aku yang menginginkan ini semua
yang terbaik untukmu..
lihatlah saudara-saudara semuslim
mu... Lihatlah kami.. sungguh engkau
membuat air mata kami mengalir
dan mencopot kantuk dari mata-
mata kami...
kami disini sedang memikirkan
dan berbuat sesuatu untukmu.. agar tak pernah lagi engkau
dizalimi siapapun... Lihatlah kedua orang tuamu...
hh,,apakah mereka
menginginkanmu menjadi seperti
ini?
Sungguh engkau bakai mutiara
bagi keluargamu... mutiara yang mereka jaga sejak kecilmu sampai
engkau beranjak dewasa... apakah
dengan ini engkau membalasnya? Jika kau masih kurang dengan ini,
maka lihatlah Allah Tuhanmu, Yang
Menciptakanmu,
Yang tiada henti-hentinya memberi
nikmat padamu padahal tak jarang
kau lupa denganNya... Ia masih memberimu nikmat
udara, nikmat hidup, nikmat fisik
dari tubuhmu yang indah itu.. Bayangkan, jika Ia tidak
menyangimu, knapa Ia tak cabut
saja nikmat wajahmu yang cantik
dan tubuhmu yang indah?? Tapi
tidak... meskipun engkau sering
kali melupakanNya, nimkatNya tetap terus mengalir... Wahai saudariku...
Biarlah hanya satu lelaki paling
beruntung yang dapat menikmati
dirimu seutuhnya, yakni suamimu
kelak...
ketika ikatan antara kalian halal dan berbuah ridhoNya...ketika
suara mendayumu bukan lagi dosa
tapi pahala...
hanya dia yang pantas, saudariku... Wahai saudariku,
Sungguh tidak ada alasan lain yang
membuat aku melakukan ini selain
cintaku yang begitu tinggi
kepadamu...
Cintaku yang membuncah yang membuat aku memikirkanmu
hingga kata-kata ini kugoreskan...
Cintaku yang menangis ketika
melihat keadaanmu yang terzalimi
oleh mode dan perbudakan hawa
nafsu... Cintaku yang akan tersenyum jika
engkau berniat kembali ke
jalanNya...
Mari berjalan bersamaku,
saudariku... temani aku dalam
perjalanan indah yang tak singkat ini, menuju kepadaNya... Wallahu'alam.


Rabu, 17 April 2013

•☆°•✽Ciri-Ciri yang bukan merupakan Pria Idaman✽•°☆•*

☆•☆•Assalamu'alaikum`warahmatullahi`wabarakatuh•☆

ღ☆ღBismillahirrahmanirrahiim...


•♥•.¸✽¸.•♥•.¸✽¸•♥•.¸✽¸•♥•.¸✽¸.•♥•

Ada beberapa ciri-ciri bukan Pria Idaman yang akan kami sebutkan:
1. Ciri Pertama: Akidahnya Amburadul
2. Ciri Kedua: Menyia-nyiakan Shalat
3. Ciri Ketiga: Sulit Menundukkan Pandangan
4. Ciri Keempat: Senangnya Berdua-duaan
5. Ciri Kelima: Tangan Suka Usil
6. Ciri Keenam: Tanpa Arah yang Jelas

Namun pada kesempatan ini kami akan membahas satu ciri saja...

Ciri Kedua: Menyia-nyiakan Shalat

Tidak shalat jama’ah di masjid juga menjadi ciri pria bukan idaman. Padahal shalat jama’ah bagi pria adalah suatu kewajiban sebagaimana disebutkan dalam al Qur’an dan berbagai hadits.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, seorang lelaki buta datang kepada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan berkata, ”Wahai Rasulullah, saya tidak memiliki penunjuk jalan yang dapat mendampingi saya untuk mendatangi masjid.”

Maka ia meminta keringanan kepada Rasulullah untuk tidak shalat berjama’ah dan agar diperbolehkan shalat di rumahnya. Kemudian Rasulullah memberikan keringanan kepadanya. Namun ketika lelaki itu hendak beranjak,

Rasulullah memanggilnya lagi dan bertanya, “Apakah kamu mendengar adzan?” Ia menjawab, ”Ya”. Rasulullah bersabda, ”Penuhilah seruan (adzan) itu.” (HR. Muslim).

Orang buta ini tidak dibolehkan shalat di rumah apabila dia mendengar adzan. Hal ini menunjukkan bahwa memenuhi panggilan adzan adalah dengan menghadiri shalat jama’ah.
Hal ini ditegaskan kembali dalam hadits Ibnu Ummi Maktum.

Dia berkata, “Wahai Rasulullah, di Madinah banyak sekali tanaman dan binatang buas. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kamu mendengar seruan adzan hayya ‘alash sholah, hayya ‘alal falah? Jika iya, penuhilah seruan adzan tersebut”.”
(HR. Abu Daud, Shahih)

Lihatlah laki-laki tersebut memiliki beberapa udzur:

[1] dia adalah seorang yang buta,
[2] dia tidak punya teman sebagai penunjuk jalan untuk menemani,
[3] banyak sekali tanaman, dan
[4] banyak binatang buas.

Namun karena dia mendengar adzan, dia tetap diwajibkan menghadiri shalat jama’ah. Walaupun punya berbagai macam udzur semacam ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap memerintahkan dia untuk memenuhi panggilan adzan yaitu melaksanakan shalat jama’ah di masjid.

Bagaimana dengan orang yang dalam keadaan tidak ada udzur sama sekali, masih diberi kenikmatan penglihatan dan sebagainya?! Imam Asy Syafi’i sendiri mengatakan, “Adapun shalat jama’ah, aku tidaklah memberi keringanan bagi seorang pun untuk meninggalkannya kecuali bila ada udzur.”
(Ash Sholah wa Hukmu Tarikiha)

Jika pria yang menyia-nyiakan shalat berjama’ah di masjid saja bukan merupakan pria idaman, lantas bagaimana lagi dengan pria yang tidak menjalankan shalat berjama’ah sendirian maupun secara berjama’ah?!

Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam kitabnya Ash Sholah wa Hukmu Tarikiha, mengatakan, ”Kaum muslimin tidaklah berselisih pendapat (sepakat) bahwa meninggalkan shalat wajib (shalat lima waktu) dengan sengaja adalah dosa besar yang paling besar dan dosanya lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, zina, mencuri, dan minum minuman keras. Orang yang meninggalkannya akan mendapat hukuman dan kemurkaan Allah serta mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat.”

..✫✫¸.•°*”˜˜”*° ♥
¸.•°*”˜˜”*°•. ♥
☻/ღ˚ •。* ˚✰˚ ˛★* 。
/▌*˛˚ღ •˚ ✰* ★
/ \ ˚. .❀¸.•❤•.❀ ..•❤•.¸✿ ✿¸.
✿) Salam Erat Silaturahmi Dan✿)
✿) Salam Santun Ukhuwah Fillah✿)
*•☆°• •°☆•**•☆°• •°☆•**•☆°•*
________☼/)_☼_____☼./¯"""/')
¯¯¯¯¯¯¯¯¯\)☼¯☼¯¯¯¯☼'\_„„„„\)

Selasa, 16 April 2013

SALAM PERPISAHAN

Kini, hatiku tergores kesedihan
Ketika terucap salam perpisahan
Walau air mataku tak berlinang
Bukan berarti suatu kerelaan
Saat-saat langkah terayun
Jarak kita-pun semakin membentang
Akankah semuanya jadi terkenang
Atau hanyut terbawa gelombang
Bahkan mungkin terkubur oleh waktu dan keadaan

Sobat, dalam hatiku ini
Akan tetap membekas suatu kenangan
Kau sungguh baik, supel dan komunikatif
Siapapun mengenalmu pasti akan merindu
Namun untukku, janganlah kau biarkan 
Aku terkulai lemas dalam kehampaan
Karena rasa kangenku yang tidak kau harapkan

Minggu, 14 April 2013

JANJI PALSU

Dulu kau berjanji kepadaku 
untuk selalu di samping ku
saat senang maupun duka.

Dulu kau benrjanji kepada ku 
untuk selalu menjaga ku
dalam panasnya siang dan gelapnya malam

Kini itu semua hanya tinggal janji
yang tak dapat lagi kau buktikan
kepadaku

Sore itu
ku lihat kau tersenyum kepada ku
hatiku bahagia

Ternyata itu adalah senyum terakhirmu buat ku
senyum yang tak dapat ku lupakan

Pagi itu
ku buka handphone ku
ku baca sms yang masuk di handphone ku

Ternyata itu hanya sebuah pesan yang membuatku amat sedih
hingga kau pergi meninggalkan ku untuk selamanya
kemana lagi kan ku cari orang sepertimu
yang selalu sayang dan menerimaku apa adanya??

Aku ingin kau kembali di hidupku
aku rindu kamu
aku ingin bersamamu
aku ingin kamuuu

ya allah berikanlah ku kesabaran dan keiklhasan unuk menerima kenyataan ini
bahwa dia telah tiada..

Sabtu, 13 April 2013

KeRiNduAnku,,,,

Jiwa ku hening ketika melihat dirinya pergi
Raga ku rapuh ketika melihat tak ada lagi senyum dirinya
Hatiku rapuh ketika ku tak dapat lagi menyentuh dirinya
Dunia seakan membelah dua malam ini
Tak ada sinar rembulan dan kerlip bintang dirinya
Tak ada desiran angin lagi yg menyentuh raga ini

Kekasih hati ku ?
Ingin kulantunkan doa untuk dirimu malam ini
Dikala kehancuran menjeritkan batin dirimu
Dikala kekecewaan menyayat hati dirimu
Dikala sentuhan membekukan raga dirimu
Dikala api mengobarkan amarah dirimu
Hanya ada satu doa yg kan ku urai untuk dirimu
Kekasih hatiku yang sangat aku sayangi

Ya Rabbi?lindungilah kekasih hati ku malam ini ?
seperti dirimu melindungi alam sejagat raya ini

Ya Rabbi?sentuhlah kekasih hati ku malam ini ?
seperti aku menyentuh 33 butiran tasbih ini

Ya Rabbi?rangkulah kekasih hati ku malam ini ?
seperti aku merangkul al?quran di dada ku ini

Ya Rabbi?bisikan selalu keindahan pd kekasih hatiku malam ini ?
seperti aku mengalunkan ayat-ayat suci milik Mu ini

Ya Rabbi?beningkanlah jalan fikiran kekasih hati ku malam ini ?
seperti aku menyucikan diri dengan air suci dari Mu ini

Ya Rabbi?genggamlah jiwa raga kekasih hati ku malam ini ?
seperti aku menggengam keyakinan hidup pada diriMu
Jiwa raga hati dan btin?nya telah memberikan arti hidup dan makna untuk aku malam ini