Masih terngiang di mata
saat-saat bahagia beralun indah
diujung silam melampui rasa
seakan tak mampu menampung asmara.
saat-saat bahagia beralun indah
diujung silam melampui rasa
seakan tak mampu menampung asmara.
Ditepi pantai hatiku berjajar butiran-butiran pasir
kasih kumasih berdampar luas temani lautan cinta.
Bersama teduh riaknya di ujung mata
Kala diri mu terbenam disudut hariku
Berubah sendu bermuram diri
dibawah pilunya jiwa menangisi pergimu.
Disaat ini hanya diindahkan oleh bayangmu
nan terpancar dari sinar surya
cintamu nan telah sendu di tepis awan
duka berarak mengikuti alur sedih ku.
Mencurah gerimis bergelimang mendung
lelahpun berkabut di langit-langit kalbu.
Duhai Cinta sungguh kepergian menyisakan perihnya derita
Nan kini menjadi nestapa direlungsukma
Kenapa ketulusanmu hanya sebatas menyisihkan sesuatu
yang tak ku punya saat ku ingin bahagia.
Haruskah ku hargai
atas semua yang terjadi karena mu
Haruskah ku berterima kasih
padamu yang mengenalkan ku dengan air mata.
Betapa jiwa ku tak dapat lagi meraba
dengan mata hati yang telah buta
Buta karna cintamu....
Begitu dalam bahtera lara ini nan terletak di sanubari
Begitu kuatnya gelora duka ini menghempas.
perahu jiwa sebatas mengapung di
kegoyahan dalam mengimbang diri.
Ku berharap dan sangat berharap
suatu saat dirimu kan berperan rasa nan
sama dengan yg ku alami.
Hanya ingin kau tau akan hati dan cinta
bukanlah untuk di sakiti.
kasih kumasih berdampar luas temani lautan cinta.
Bersama teduh riaknya di ujung mata
Kala diri mu terbenam disudut hariku
Berubah sendu bermuram diri
dibawah pilunya jiwa menangisi pergimu.
Disaat ini hanya diindahkan oleh bayangmu
nan terpancar dari sinar surya
cintamu nan telah sendu di tepis awan
duka berarak mengikuti alur sedih ku.
Mencurah gerimis bergelimang mendung
lelahpun berkabut di langit-langit kalbu.
Duhai Cinta sungguh kepergian menyisakan perihnya derita
Nan kini menjadi nestapa direlungsukma
Kenapa ketulusanmu hanya sebatas menyisihkan sesuatu
yang tak ku punya saat ku ingin bahagia.
Haruskah ku hargai
atas semua yang terjadi karena mu
Haruskah ku berterima kasih
padamu yang mengenalkan ku dengan air mata.
Betapa jiwa ku tak dapat lagi meraba
dengan mata hati yang telah buta
Buta karna cintamu....
Begitu dalam bahtera lara ini nan terletak di sanubari
Begitu kuatnya gelora duka ini menghempas.
perahu jiwa sebatas mengapung di
kegoyahan dalam mengimbang diri.
Ku berharap dan sangat berharap
suatu saat dirimu kan berperan rasa nan
sama dengan yg ku alami.
Hanya ingin kau tau akan hati dan cinta
bukanlah untuk di sakiti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
akulah pemuja rahasia yang datang dari kampung arkam